Nama: andry wahyu saputro
Kelas:1ic07
TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
TUGAS 1
Permasalahan yang ada di masyarakat
Tentang kesehatan
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan
menggerakkan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan
dengan perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila
dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya sehat dari,
oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.
Pemerintah
Indonesia sudah mengembangkan konsep Desa Siaga yang menggunakan pendekatan
pengenalan dan pemecahan masalah kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat
sendiri. Peranan petugas kesehatan sebagai stimulator melalui promosi kesehatan
dilakukan dengan memberikan pelatihan penerapan Desa Siaga. Kegiatan diwujudkan
melalui rangkaian pelatihan mengidentifikasi masalah kesehatan dengan
mengenalkan masalah kesehatan dan penyakit yang banyak terjadi dalam lingkungan
mereka dilanjutkan survey mawas diri (SMD) dan aplikasi upaya mengatasi yang
disepakati masyarakat berupa musyawarah masyarakat desa (MMD). Harapan
pemerintah agar upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat lebih
cepat dan lebih awet karena masyarakat mampu mandiri untuk sehat.
Tanpa
pemahaman terhadap penyakit dan masalaah kesehatan masyarakat oleh petugas
kesehatan maka tidak akan memiliki dasar pemahaman yang kuat. Implikasinya akan
terjadi semakin jauh kesenjangan
pemahaman konsep penyakit dan masalah kesehatan antara petugas kesehatan dan
masyarakat sehingga gagal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Masalah Kesehatan Masyarakat
Untuk
memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di Indonesia perlu dibagi
menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku kesehatan, lingkungan,
genetik dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan berbagai masalah lanjutan
seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit baik
menular maupun tidak menular. Masalah kesehatan tersebut dapat terjadi pada
masyarakat secara umum atau komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi,
balita dan ibu), kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja.
Masalah Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L.
Blum di Amerika Serikat memiliki urutan
kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor
lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama
masalah kesehatn sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor
kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi
pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku diawali
respon terhadap stimulus pada domain kognitif berupa pengetahuan terhadap obyek
tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap
obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon
pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari kedua
respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena
terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan
membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan
kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah meningkat
dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk
bila pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat karena
perilaku seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat menemukan manfaat dari
berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan maka terbentuklah
sikap yang mendukung.
Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3
faktor pokok yaitu faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung
(enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Oleh sebab
tersebut maka perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan
intervensi terhadap ketiga faktor tersebut di atas sehingga masyarakat memiliki
perilaku yang sesuai nilai-nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Masalah Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan
masyarakat yang optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan
lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah
serta pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.
2. Penyehatan
lingkungan pemukiman
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan
salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang
tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan
populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta
masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat berperilaku sehat memiliki
kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak
diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Kriteria tersebut antara lain luas
bangunan rumah minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup,
pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan ruang berkumpul keluarga serta gudang dan
kandang ternak untuk rumah pedesaan. Tidak terpenuhi syarat rumah sehat dapat
menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit baik fisik, mental maupun sosial
yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya mengarah pada
kemiskinan dan masalah sosial.
3. Penyediaan air
bersih
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi,
memasak dan mencuci. Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal
sebagai air yang dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat
fisik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki
karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di bawah suhu
udara sekitar (syarat fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat bakteriologis)
dan mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan (syarat
kimia). Di Indonesia sumber-sumber air minum dapat dari air hujan, air sungai,
air danau, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Sumber-sumber air
tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang membutuhkan pengolahan
sederhana sampai modern agar layak diminum.
Tidak terpenuhi kebutuhan air bersih dapat menimbulkan
masalah kesehatan atau penyakit seperti infeksi kulit, infeksi usus, penyakit
gigi dan mulut dan lain-lain.
4. Pengelolaan limbah dan sampah
Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah
tangga, industri atau tempat-tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau
benda padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia.
Pengelolaan limbah dan sampah yang tidak
tepat akan menimbulkan polusi terhadap kesehatan lingkungan.
Pengolahan kotoran manusia membutuhkan tempat yang memenuhi
syarat agar tidak menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta
menimbulkan polusi bau dan mengganggu estetika. Tempat pembuangan dan
pengolahan limbah kotoran manusia berupa jamban dan septic tank harus memenuhi
syarat kesehatan karena beberapa penyakit disebarkan melalui perantaraan
kotoran.
Pengelolaan sampah meliputi sampah organik, anorganik serta
bahan berbahaya, memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu pengumpulan dan
pengangkutan sampah serta pemusnahan dan pengolahan sampah.
Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran
air dan tanah sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah yang tidah
berbahaya. Syarat pengolahan limbah cair meliputi syarat fisik, bakteriologis
dan kimia. Pengolahan air limbah dilakukan secara sederhana dan modern. Secara
sederhana pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan pengenceran (dilusi),
kolam oksidasi dan irigasi, sedangkan secara modern menggunakan Sarana atau
Instalasi Pengolahan Air Limbah (SPAL/IPAL).
Pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan
Pengelolaan tempat-tempat umum meliputi tempat ibadah,
sekolah, pasar dan lain-lain sedangkan pengolahan makanan meliputi tempat
pengolahan makanan (pabrik atau industri makanan) dan tempat penjualan makanan
(toko, warung makan, kantin, restoran, cafe, dll). Kegiatan berupa pemeriksaan
syarat bangunan, ketersediaan air bersih serta pengolahan limbah dan sampah.
2. Masalah Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat
kesehatan optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar
membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.
Ketersediaan sumber daya yang akan menunjang perilaku sehat
masyarakat untuk memanfaat pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta
membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas kesehatan yang profesional),
sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana pendukung) seta sumber
daya dana (pembiayaan kesehatan).
3. Petugas kesehatan yang profesional
Pelaksana pelayanan kesehatan meliputi tenaga medis,
paramedis keperawatan, paramedis non keperawatan dan non medis (administrasi).
Profesionalitas tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan
dengan kompetensi dan taat prosedur.
Saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan di
bawah standar akibat kedua syarat di atas tidak dipenuhi. Keterbatasan
ketenagaan di Indonesia yang terjadi karena kurangnya tenaga sesuai kompetensi
atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan
motif ekonomi sering menjadikan standar pelayanan belum dikerjakan secara
maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut karena ketidaktahuan
dan keterpaksaan. Walaupun pemerintah telah banyak melakukan perbaikan mutu
pelayanan kesehatan di Indonesia baik melalui peraturan standar kompetensi
tenaga kesehatan maupun program peningkatan kompetensi dan pemerataan
distribusi tenaga kesehatan tetapi belum seluruh petugas kesehatan mendukung.
Hal tersebut terkait perilaku sehat petugas kesehatan yang masih banyak
menyimpang dari tujuan awal keberadaannya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pelayanan kuratif masih memimpin sedangkan aspek preventif dan
promotif dalam pelayanan kesehatan belum dominan. Perilaku sehat masyarakat pun
mengikuti saat paradigma sehat dikalahkan oleh perilaku sakit, yaitu
memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya pada saat sakit.
Sarana bangunan dan pendukung
Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelayanan
kesehatan saat ini diatasi dengan konsep Desa Siaga yaitu konsep memandirikan
masyarakat untuk sehat. Sayangnya kondisi tersebut tidak didukung sepenuhnya
oleh masyarakat karena lebih dominannya perilaku sakit. Pemerintah sendiri
selain dana APBN dan APBD, melalui program Bantuan Operasional Kegiatan (BOK)
Puskesmas dan program pengembangan sarana pelayanan kesehatan rujukan telah
banyak meningkatkan mutu sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Indonesia.
2. Pembiayaan
kesehatan
Faktor pembiayaan seringkali menjadi penghambat masyarakat
mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Faktor yang merupakan
faktor pendukung (enabling factors) masyarakat untuk berperilaku sehat telah
dilakukan di Indonesia melalui asuransi kesehatan maupun dana pendamping. Sebut
saja asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil (PT. Askes), polisi dan
tentara (PT. Asabri), pekerja sektor industri (PT. Jamsostek), masyarakat
miskin (Jamkesmas Program Keluarga Harapan), masyarakat tidak mampu (Jamkesda)
bahkan masyarakat umum (Jampersal dan asuransi perorangan). Namun tetap saja
masalah pembiayaan kesehatan menjadi kendala dalam mencapai pelayanan kesehatan
yang bermutu terkait kesadaran masyarakat berperilaku sehat. Perilaku sakit
masih dominan sehingga upaya kuratif yang membutuhkan biaya besar cenderung
menyebabkan dana tidak tercukupi atau habis di tengah jalan. Karena itu
diperlukan perubahan paradigma masyarakat menjadi Paradigma Sehat melalui
Pendidikan Kesehatan oleh petugas kesehatan secara terus menerus.
3. Masalah
Genetik
Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh
faktor genetik tidak hanya penyakit keturunan seperti hemophilia, Diabetes
Mellitus, infertilitas dan lain-lain tetapi juga masalah sosial seperti
keretakan rumah tangga sampai perceraian, kemiskinan dan kejahatan. Masalah
kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak
disebabkan kurang paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan
karena faktor kepercayaan. Agar masyarakat dapat berperilaku genetik yang sehat
diperlukan intervensi pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada
pengambil keputusan (tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah).
Intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui konseling genetik, penyuluhan
usia reproduksi, persiapan pranikah dan pentingnya pemeriksaan genetik dapat
mengurangi resiko munculnya penyakit atau masalah kesehatan pada keturunannya
Menurut pendapat
saya: masyarakat memang sangat renggang terhadap
kesehatannya sendiri sampai sakit yang berkelanjutan seharusnya masyarakat
harus sering memperhatikan kesehatannya dengan cara membersihkan lingkungannya,beristirahat
yang cukup,dan lain tergantung setiap orang itu sendiri
Kesimpulan
dari ini : jangalah kesehatan mu…
SUMBER WWW.WIKIPEDIA.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar